Menghadapi Tantangan Zaman dan Fenomena Degradasi Moral dengan Solutif Perspektif Pelajar NU

1. Outlook Tentang Zaman
Zaman hari ini sudah berbeda jauh dari zaman beberapa dekade ke belakang. Zaman hari ini sudah semakin maju dan mengalami perkembangan pesat. Prof. Rhenald Kasali dalam buku-buku ekonominya menyebut, zaman sudah terdisrupsi. Berubah secara radikal. Perubahannya mengarah kepada dunia digital. Oleh karena itu, di mana-mana kita akan dengan mudah menemukan satu realita bahwa semua aktivitas manusia, di sektor ekonomi, sosial, budaya, pendidikan sampai politik sudah terdigitalisasi. Artinya, media digital mendominasi pada zaman ini.
Rhenald Kasali menyebut zaman ini sebagai Era Disrupsi. Beberapa pengamat dan ahli lain menyebutnya sebagai Era Digital atau Era Mondial. Ada juga yang menyebutnya sebagai Era Society 4.0 (atau sekarang 5.0). Era ini sebetulnya memiliki pengaruh yang sangat positif bagi kehidupan manusia. Sebab eranya membuat kehidupan manusia, dalam beraktivitas, melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan sejenis menjadi lebih mudah. Dalam urusan komunikasi, belajar, berbisnis, berjejaring dan sebagainya.
Sekat-sekat seperti jarak, perbedaan daerah, kota, sampai negara kini tidak lagi mempengaruhi kelancaran aktivitas manusia. Dengan produk disrupsi atau era seperti media sosial, Google, Artificial Intelegent (AI) dan lainnya, semua manusia atau penduduk suatu negara bisa menjalankan aktivitas atau kepentingan baik individu maupun kelompoknya menjadi mudah (sukses). Namun, dibalik pengaruh positif itu, memang tersirat banyak pengaruh negatif juga yang bisa membawa dampak buruk bagi individu yang menggunakan berbagai produk kemajuan zaman itu. Terutama ketika individu itu tidak bisa memanfaatkan produknya dengan bijaksana.
Adanya kebebasan, keleluasaan dan kemudahan itu telah membuat substansi pembahasan dalam media sosial atau produk kemajuan zaman lain menjadi beragam. Sehingga segala bentuk aktivitas, informasi, budaya dan ekspresi orang-orang yang ada di dalamnya pun terkadang kurang terkontrol dan ada saja yang mengandung unsur-unsur kurang baik. Adanya situs pornografi, ujaran kebencian, sara, propaganda kaum radikal, hoaks, kejahatan digital, dan sebagainya adalah contohnya. Dan inilah yang kemudian memicu suatu fenomena yang disebut sebagai degradasi moral, perilaku individualisme, perilaku radikal dan serupanya. Yang kemudian menyebabkan penurunan sikap sopan santun satu individu terhadap orang lain, membenci perbedaan, dan sebagainya.
Mungkin di media-media pemberitaan kita sering mendengar kasus-kasus perundungan (terhadap teman bahkan guru), diskriminasi terhadap kaum berkebutuhan khusus (disabilitas), kenakalan remaja yang meresahkan (tawuran, miras, narkoba), kasus penipuan, pemerkosaan, pembunuhan dan kejahatan lain. Itu semua, dalam pandangan penulis merupakan bagian dari fenomena sosial yang diakibatkan dari pengaruh negatif adanya kemajuan zaman dengan segala produk yang menyertainya.
Oleh karena itu, setiap individu yang menggunakan media sosial atau produk kemajuan zaman baiknya memang perlu memahami hal ini. Ini adalah satu realita dan fenomena yang mungkin akan terus menyertai kehidupan manusia di zaman sekarang dan beberapa dekade ke depan. Ini akan menjadi peluang sekaligus tantangan. Apakah bisa dimanfaatkan dengan baik atau tidak tergantung penyikapan setiap individu.
2. Strategi Menghadapinya dalam Perspektif Pelajar
Dalam perspektif seorang pelajar, ada beberapa cara untuk menyikapi dan menghadapi tantangan zaman atau fenomena degradasi moral yang ditimbulkan dari berbagai faktor utamanya karena perkembangan zaman. Beberapa cara itu antara lain:
1) Perkuat literasi
Pertama adalah perkuat literasi. Literasi maksudnya kemampuan untuk memahami, mempelajari sesuatu dan sejenisnya. Perkuat hal itu. Memperkuat literasi memiliki beberapa kepentingan. Literasi bisa membuat pengetahuan atau wawasan kita mengenai sesuatu semakin luas. Dalam konteks digital, pemahaman kita akan dunia digital nantinya bisa semakin banyak. Dan hal ini kemudian bisa membuat kita menjadi tahu tentang apa-apa saja dampak positif adanya produk digital, atau dampak negatifnya. Sehingga kita pun minimalnya bisa menjaga diri supaya tidak terdampak segi negatif adanya produk digital itu dan mampu menyikapi segala macam informasi yang ada di dalamnya dengan bijaksana. Cara memperkuat literasi yang paling umum dan efektif adalah dengan meningkatkan kualitas membaca kita. Membaca buku, berita, atau informasi yang bermanfaat lainnya.
2) Bentengi diri dengan pemahaman spiritual
Kedua adalah dengan membentengi diri dengan pemahaman keagamaan atau spiritual. Pemahaman keagamaan atau spiritual ini bisa membuat suatu individu menjadi lebih hati-hati dalam bertindak atau berperilaku. Termasuk di media sosial. Dan pemahamannya juga bisa membuat suatu individu lebih menyenangi sesuatu yang positif, menghindari sesuatu yang jelek, lebih protektif, mengutamakan tabayyun ketika menemukan satu permasalahan yang melibatkan antar manusia, dan seterusnya.
Salah satu pemahaman keagamaan yang penting ditanamkan dalam diri seseorang (baik pelajar maupun khalayak umum) dalam urusan ini adalah pemahaman tentang moderasi beragama (wasathiyah). Suatu pemahaman yang di dalamnya mengajarkan seorang yang beragama untuk selalu adil dalam menyikapi sesuatu (i’tidal), seimbang (tawazun), toleran (tasamuh) dan mengambil jalan tengah (tawassuth).
Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh seorang pelajar atau individu pada umumnya dalam menghadapi atau menyikapi perkembangan zaman dengan segala dinamikanya yang kemudian memicu fenomena degradasi moral. Untuk lebih memperkuat dan menghindarkan kita dari potensi terjerumus pada dampak negatif perkembangan zaman, bagi pelajar khususnya, kita bisa mulai bergabung dengan lingkungan yang di dalamnya terdapat orang-orang yang memiliki spirit yang positif. Seperti bergabung dalam suatu organisasi dan serupanya.
Bagi pelajar Nahdatul Ulama (nahdliyin) misal bergabung dengan Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) untuk laki-laki dan Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama (IPPNU) untuk perempuan. Lingkungan yang positif itu akan membuat seseorang tertular sikap positif. Dan inilah salah satu faktor yang menurut penulis juga bisa membuat seseorang lebih bijaksana dalam menyikapi atau menghadapi suatu realitas tertentu (contohnya realitas zaman dan dinamika yang menyertainya). Apalagi organisasi atau lingkungan positif yang diikutinya memiliki progres organisasi yang edukatif terhadap anggota (dalam persoalan ini), mengarahkan anggota untuk semangat dalam berproses di dunia pendidikan dan aktif menyikapi isu-isu sosial dengan solutif.
3. Sebuah Visi Kebangsaan
Ketika para pelajar (utamanya pelajar NU) bisa menyikapi dan menghadapi tantangan zaman dan fenomena degradasi moral dengan baik. Hal ini akan berguna untuk keberlangsungan negara atau bangsa. Dalam konteks Indonesia, keberhasilan para pelajar atau generasi muda menghadapi dan memanfaatkan peluang baik dalam perkembangan zaman itu bisa mengantarkan Indonesia menjadi negara yang mampu mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045. Sebab keberhasilan para pelajar, generasi muda atau suatu individu menghadapi tantangan zaman dan sebagainya itu bisa membuat unsur-unsur penyokong Indonesia mencapai cita-citanya tetap terjaga dan terwujud. Seperti persatuan, stabilitas sosial, politik dan lainnya.
Penulis: Ega Adriansyah