Sederet Harapan PC IPNU Kabupaten Cirebon Usai PW IPNU Jabar Dilantik
[ Pelajar NU Cirebon ]
Suasana ruangan Gedung PWNU Jawa Barat tampak ramai, Kamis (26/8). Pengurus Pimpinan Wilayah (PW) IPNU Jawa Barat Masa Khidmat 2021-2024 dilantik. Pelantikan disaksikan sejumlah tokoh ulama NU, instansi, badan otonom (banom) NU Jawa Barat serta para ketua PC IPNU se-Jawa Barat (Jabar).
Usai dilantik, para pengurus wilayah pun banjir ucapan selamat. Mereka berharap para pengurus dapat diberikan kemudahan dan keberkahan dalam menjalankan kinerjanya sampai akhir periode.
Ucapan selamat juga datang dari PC IPNU Kabupaten Cirebon. “Selamat atas dilantiknya PW IPNU Jawa Barat (Jabar) Masa Khidmat 2021-2024. Semoga amanah dan mampu membawa IPNU Jabar juara,” ujar Ketua PC IPNU Kabupaten Cirebon Ahmad Yusuf.
Yusuf berharap, PW IPNU Jabar bisa menjadi percontohan bagi pengurus IPNU di pimpinan wilayah lainnya maupun pimpinan di bawahnya. Pasalnya, kata Yusuf, banyak persoalan dan tantangan klise yang pasti terjadi di PC IPNU se-Jabar sekarang ini. Karena itu, PC IPNU Kabupaten Cirebon mengusulkan tujuh program unggulan PW IPNU Jawa Barat.
Pertama, mendorong Pembentukan Pimpinan Komisariat (PK) di sekolah umum. Yusuf mengakui sulitnya membentuk PK IPNU di sekolah umum. Padahal, basis IPNU berada di sekolah. Hal itu lantaran terbenturnya perizinan dari tataran sekolah. Untuk itu, ia berharap PW IPNU Jabar bisa mengintervensi dan mendorong menyelesaikan persoalan tersebut.
“Saya berharap mulai membangun komunikasi secara intensif dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Kemenag Jabar, maupun Anggota DPRD Jawa Barat. Tujuannya agar kebaradaan IPNU bisa diterima di sekolah umum, atau setidaknya bisa memberikan izin melaksanakan kegiatan di sekolah umum,” ungkapnya.
Kedua, membangun media digital organisasi. Yusuf mengatakan, era digitalisasi sekarang ini menuntut PW IPNU Jawa Barat membangun media IPNU secara efektif dan sistematis.
“Kita harus bisa bersinergi membangun kekutaan media digital IPNU Jawa Barat. Sudah saatnya mesti serius. Jika perlu pelatihan skill media digital bagi anggota maupun pengaplikasiannya. Intinya agar kegiatan, karya dan apapun yang dimiliki IPNU se-Jawa Barat bisa terpublikasi di media IPNU Jawa Barat,” harapnya.
Ketiga, membangun kewirausahaan organisasi. Yusuf berharap PW IPNU Jawa Barat mampu membangun kemandirian ekonomi. Seperti memiliki produk usaha hingga mendirikan usaha kecil menengah (UKM) organisasi. Dia juga berharap PW IPNU Jawa Barat bisa mengintervensi stakeholder dalam rangka mendukung kegiatan kemandirian ekonomi organisasi pimpinan dibawahnya.
“Kalau relasi itu bisa dibangun, saya pikir akan berdampak pada kemudahan pimpinan di bawahnya untuk membangun kemandirian ekonomi organisasi. Misal MoU dengan salah satu bank, maka pimpinan cabang bisa meneruskannya, ” ungkapnya.
Keempat, mendorong akses pendidikan bagi anggota. Tidak dipungkiri, banyak anggota IPNU Jabar yang hingga kini masih kesulitan mengakses pendidikan. Terutama tingkat perguruan tinggi. Karena itu, dia berharap PW IPNU Jabar bisa memberikan solusi dengan menelurkan beasiswa bagi pelajar.
Kelima, menyusun kurikulum pembelajaran sekolah. Sebagai organisasi keterpelajaran, Yusuf berharap PW IPNU Jabar bisa menawarkan materi kepada pemerintah provinsi. Nantinya tawaran tersebut dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pemerintah provinsi dalam merumuskan kurikulum pendidikan.
“Kita membutuhkan kurikulum yang menarik yang digagas kader IPNU untuk diterapkan di sekolah dan pesantren sebagai bahan ajar. Saya kira departemen tertentu bisa membuatnya dan menawarkannya ke pemprov,” ungkapnya.
“Misalnya, saat ini PW IPNU Jawa Barat tengah fokus pada isu di radikalisme, maka sudah saatnya PW IPNU Jabar membuat materi tentang solusinya sebagai bahan ajar yang nantinya ditawarkan ke instansi terkait sebagai masukan dalam pembuatan kurikulum materi,” lanjutnya.
Keenam, menyusun kurikulum muatan lokal kaderisasi organisasi. Seperti diketahui, sudah menjadi agenda wajib bagi setiap pimpinan melaksanakannya. Namun diharapkan PW IPNU Jabar bisa membuat kurikulum lokal kaderisasi sesuai klasterisasi pimpinan dan konteks daerah. Materi kurikulum lokal tersebut nantinya dijadikan bahan ajar bagi pimpinan IPNU di tingkatan dan daerahnya masing-masing.
“Jadi, ada perbedaan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi PC dan PAC. Nantinya PC dan PAC bisa meneruskan ide yang ditawarkan PW IPNU Jabar,” tutur Yusuf.
Terakhir, menelurkan Peraturan Pimpinan Wilayah (PPW) tentang Rencana Tindak Lanjut (RTL) kaderisasi. Yusuf mengatakan, evaluasi RTL pasca kaderisasi penting dilaksanakan. Namun, belum adanya PPW tentang RTL kaderisasi membuat RTL kaderisasi IPNU di Jawa Barat selama ini belum konkret dan mampu membedakan antar jenjang.
“Dengan segudang intensitas agenda kaderisasi di Jawa Barat. Sudah seharusnya RTL berbasis skill misalnya. Apa bedanya kader makesta, lakmud dan lakut? Mungkin perlu ciptakan berbagai produk skill kader pasca mereka mengikuti kaderisasi. Akhirnya harapan melahirkan kader-kader ber SDM tinggi bisa tercapai. Ya akhirnya kader engga busuk,” katanya.
Yusuf meyakini, PW IPNU Jabar pada masa khidmat ini akan membawa IPNU Jabar lebih baik.
“Struktur yang luarbiasa dan kader-kader terbaik dari tiap-tiap cabang. Saya meyakini PW IPNU Jabar hari ini lebih keren,” pungkasnya.
Pewarta : Muiz