Komitmen Jaga NKRI, Forum Pelajar Nusantara Dibekali Wawasan Kebangsaan
Pelajar NU Cirebon,
Fenomena radikalisme kerap menjadi sorotan di khalayak umum, tak terkecuali di kalangan pelajar. Ideologi yang menanamkan ujaran kebencian dan berujung pada tindakan ektrimis ini amat rentan menjangkit di dalam pikiran para pelajar dan pemuda. Hal itu sangat berbahaya karena berpotensi dapat memecah belah bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Atas dasar kondisi tersebut, Forum Pelajar Nusantara (FPN) menggelar dialog kebangsaan yang bertemakan, Peran Ormas Islam dalam Memperkuat Negara Kesatuan Republik Indoenesia, di Cafe Moza, Sumber, Cirebon, Kamis Sore (29/8/19).
Kegiatan menghadirkan tiga pemantik yang handal dan kompeten pada bidangnya. Seperti dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Cirebon Atta Hartati, PCNU Kabupaten Cirebon Kiai Raden Muhammad Al-Bana, serta Akademisi IAIN Syekh Nurjati Cirebon (SNJ) Wahyono Annajih.
Pegawai Badan Kesbangpol Cirebon Hartati berpesan, agar pelajar dan pemuda dapat terus menumbuhkan rasa cintanya terhadap Negara Kesatuan Republik Indoenesia. Dia menyebut bebarapa contoh aktifiitas yang menunjukkan rasa cintanya terhadap NKRI.
“Diantaranya, dengan memasang bendera merah putih di depan rumah, menyanyikan lagu Indoenesia raya, menghindari hoaks, mencegah tindakan radikalkisme dan menghargai perbedaan agama dan ras”, . katanya
Selain itu, Hartati menyampaikan, tugas Kesbangpol yaitu membantu program Pemerintah Daerah (Pemda) di dua biadang. Pertama, bidang ideologi, kebangasaan dan politik dalam ngeri. Kedua, bidang kewaspadaan diri dan pencegahan konflik sosial melalui inteligent.
Ia menegaskan, syarat mendirikan organisasi kemasyarakatan (Ormas) harus mendaftarkan diri Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Setelah itu melaporkan ke Badan Kesbangpol.
“Semua ormas harus berasaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”, katanya.
Hartati menyebutkan, sejauh ini sudah ada lebih dari 250 Ormas dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kabupaten Cirebon. Namun, baru 150 Ormas dan LSM yang aktif.
Sementara pemateri kedua, Wakil Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon, Raden Muhammad Al Bana mengingatkan, tantangan besar yang dihadapi bangsa indonesia saat ini yaitu menjaga keberagaman. Karena sekarang ini banyak kelompok radikal dan ekstrimis yang semakin hari semakin teridentifikasi jejaknya.
Disampaikan Kang Bana sapaan akrabnya, sejatinya keberagaman itu tidak lepas dari prinsip-prinsip ajaran islam. Sebab, dalam isi Piagam Madinah, islam membawa pesan toleransi, perdamaian, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Lebih jauh, Kang Bana menyebutkan, terdapat sejumlah ayat Al-Qur’an yang menjelaskan pentiingnya keberagaman. Seperti QS Al-Maidah : 48, Yunus : 99, Al-Baqoroh 256 dan Al-An’am :108. Dan Al-Kafirun ayat 6).
“Islam mengajarkan keselamatan manusia dan alam. Keselematan dipraktikan dengan penuh kasi sayang. Jika terdapat permasalahan maka diselesaikan dengan cara bermusyawaroh”, tegasnya.
Pemateri ketiga, Akademisi IAIN SNJ Cirebon Wahyono Annajih berpesan kepada seluruh peserta yang hadir untuk dapat mengusai media dan menggunakannya dengan sebaik mungkin.
“Sekarang zaman serba teknologi. Kita mesti mengusai media, memerangi hoaks dan berdakwah dengan prinsip tawazun, tasamuh, tawasuth dan i’tidal,” pungkasnya.
Untuk diketahui acara Dialog Kebangsaan atas kerjasama dengan Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU).
(Muizz)