Cetak Kader yang Siap Hadapi Era Society 5.0, PC IPPNU Kab. Cirebon Gelar Diskusi Pelajar
Cirebon – Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPPNU) Kabupaten Cirebon menggelar diskusi pelajar di Gedung MWCNU Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Kamis, (28/12/2023). Diskusi mengusung tema “Peran dan Penguatan Diri pada Pelajar di Era 5.0″.
Diskusi menghadirkan dua narasumber, pertama, Zannuba Imroatun Nabila, Wakil Ketua IV Departemen Hubungan Masyarakat dan Pesantren, dan Vina Himmatul ‘Ulya, Wakil Ketua V Departemen Komunikasi dan Informasi PC IPPNU Kabupaten Cirebon.
Diskusi bertujuan untuk membekali pelajar NU dalam menghadapi Era Society 5.0. “Sebab untuk menghadapinya, menjadi pintar saja tidak cukup. Dalam konteks ini, pelajar setidaknya perlu memiliki 4 kemampuan dasar, yaitu kreatif, berpikir kritis, komunikatif dan koloboratif,” ujar Vina Himmatul ‘Ulya
Vina, salah satu narasumber yang menyampaikan materi mengenai pengembangan soft skills dan penguatan diri sebagai kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan di era society 5.0 melanjutkan, selain perlu memiliki 4 kemampuan dasar seperti tersebut di atas, pelajar NU juga penting untuk menguasai ilmu di bidang teknologi.
“Era ini menghadapkan kita pada banyak sekali disrupsi yang mengarah kepada sesuatu yang serba terdigitalisasi dengan berbagai perangkat teknologi canggihnya seperti AI, Iot, robot dan lain-lain, sehingga penguasaan ilmu dalam bidang itu benar-benar diperlukan,” lanjutnya.
Ayu Nurul Aghniya yang menyimak diskusi itu menyebut, penguasaan teknologi yang dibarengi dengan 4 kemampuan dasar tadi memang bisa menjadi modal kader untuk kemudian bisa menghadapi era ini dengan baik.
“Dengan modal itu, kader bisa menjadi pelopor untuk dirinya sendiri dalam meraih masa depan yang cerah dan terhindar dari segala jenis kenakalan remaja yang timbul karena pengaruh digital,” ujarnya.
Di sesi yang berbeda, Zannuba, narasumber kedua menyampaikan materi tentang peran kritis pelajar dalam menghadapi perubahan dengan nilai-nilai aswaja. Dalam penyampaiannya, Zannuba memaparkan soal pentingnya penguatan diri melalui pendidikan dan kemampuan adaptasi untuk memupuk peran di Era Society 5.0 dalam konteks kita sebagai pelajar.
“Pendidikan dan kemampuan adaptasi yang dimaksud adalah yang didasarkan kepada prinsip atau nilai-nilai ahlussunnah wal jama’ah (aswaja) an-nahdliyah. Yang dalam prosesnya selalu mengedepankan apa yang disebut sebagai tasamuh (toleransi), tawassuth (sikap moderat), i’tidal (adil), dan tawazun (seimbang),” ujarnya.
Dengan pendidikan dan kemampuan adaptasi disertai dasar yang mengacu pada nilai-nilai aswaja itu, dia yakin pelajar NU bisa menjadi sosok yang kritis dan memiliki kualitas. Artinya pelajar NU bisa menjadi sosok yang bijaksana menyikapi kemajuan atau perkembangan zaman (yang semakin cepat).
Diskusi pelajar yang diadakan itu bekerja sama dengan Fahmina Institute. Ayu Nurul Aghniya mengatakan, adanya diskusi diharapkan mampu membuat pelajar NU tidak hanya mendapat sebuah pengajaran mengenai nilai-nilai keagamaan dan moral saja. Tetapi juga bisa mendapat modal yang menyokong kemampuan dan membuat melek literasi digital (yang menjadi poin utama dalam diskusi ini).
“Sehingga dengan begitu para pelajar mudah-mudahan bisa lebih memahami dan mengoptimalkan peran serta penguatan diri mereka dalam menghadapi masa depan yang dinamis, dengan segala dinamika atau tantangan yang menyertainya,” tutupnya.
Reporter: Widya Dwi P. R
Editor: Vina Hullya