Diklatama CBP-KPP Kabupaten Cirebon Tanamkan Peserta Peduli Lingkungan
Dewan Koordinasi Cabang (DKC) Corps Brigade Pembangunan dan Korp Pelajar Putri (KPP) Kabupaten Cirebon menggelar Pendidikan Latihan Pertama (Diklatama), Jumat-Ahad (28-30/2022). Kegiatan yang diikuti 30 peserta ini bertempat di Balai Desa Dompyong Kulon, Gebang.
Komandan DKC CBP Kabupaten Cirebon Ihsanuddin mengatakan, CBP-KPP Kabupaten Cirebon merupakan badan IPNU yang memiliki loyalitas dan disiplin yang tinggi serta cinta terhadap lingkungan. Maka Diklatama ini harus diikuti dengan serius.
Ia pun menerangkan kepedulian CBP-KPP terhadap lingkungan dalam konteks sejarah. Menurutnya, berdirinya CBP pada tahun 1964 dilatarbelakangi oleh semangat nasionalisme menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari serangan Malaysia yang ditunggangi imperialisme Inggris. Peristiwa tersebut dikenal ‘Ganyang Malaysia’.
Pada mulanya hubungan Indonesia dengan Malaysia adalah saudara serumpun. Namun, di awal tahun 1960-an hubungan itu menjadi pecah karena diketahui negeri jiran itu ditunggangi oleh Imperialisme Inggris. Mereka membentuk Federasi Malaysia yang bertujuan untuk menancapkan kukunya di wilayah Indonesia dengan merebut wilayah Kalimantan Utara (Sarawak), hingga akhirnya menimbulkan persengketaan antara keduanya.
Persengketaan tanah antara Indonesia dan Malaysia itu telah membuat Soekarno merasa gusar dan menganggap Malaysia sebagai “Boneka Inggris’. Kemudian, pada 17 Juli 1963 presiden pertama Republik Indonesia ini berpidato yang berisi intruksi kepada seluruh elemen bangsa untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Pidato ini menggugah kaum pelajar untuk bersiap sedia melawan imperialisme barat itu, tak terkecuali IPNU-IPPNU. Mereka membentuk “Barisan Sukarelawan Pelajar” yang memiliki misi memperjuangkan negara dan bangsa Indonessia dari ancaman negeri Jiran tersebut.
KH Asnawi Latief selaku Ketua Pimpinan Pusat (PP) IPNU pada masa itu, menjadi salah aktor utama dalam pembentukan Barisan Sukarelawan Pelajar. Barisan ini dideklarasikan di Yogjakarta, yang pada saat itu merupakan lokasi dari kantor PP IPNU. Barisan pelajar nasionalisme inilah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Lembaga CBP IPNU dan akan lahirnya KPP IPPNU.
“Pasukan inti IPNU dan IPPNU ini ditetapkan pada kongres IPNU tanggal 25-31 Oktober 1964, dengan menunjuk Harun Rasyidi sebagai Komandan teknisnya. Peristiwa itu dikenal sebagai “Doktrin Pekalongan” karena peresmiannya berlangsung di Pekalongan, Jawa Tengah, ” pungkasnya.
Sementara itu kepedulian CBP-KPP terhadap lingkungan dalam konteks sekarang, ia mencontohkan peduli terhadap masalah sampah, kampanye penghijauan hingga pendidikan menanam atau rumah alas. Makan itu, setelah mengikuti Diklatama, para peserta akan digembleng nilai-nilai kepedulian lingkungan sesuai minat dan kebutuhannya.
“Misalnya, peserta yang minat di SAR akan dilatih Basarnas. Peserta yang hobi beralam akan diarahkan ke Komunitas Pecinta Alam. Puncaknya, peminatan itu akan difasilitasi di agenda Pendidikan Latihan Khusus (Diklatsus) DKC CBP-KPP Kabupaten Cirebon”, pungkasnya.
*Muiz