MENILIK sejarah, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) merupakan organisasi kader yang lahir atas tuntutan sejarah. Ia merupakan bagian integral dari potensi generasi muda Indonesia yang menitikberatkan pada pembinaan dan pengembangan pelajar dan santri. Dua segmen tersebut merupakan pilar utama keberadaan IPNU yang harus terus dikembangkan secara dinamis, sesuai tuntutan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
IPNU lahir atas tuntutan kebutuhan untuk menghimpun pelajar NU. Kebutuhan akan wadah bagi pelajar NU tersebut sebenarnya sudah sejak lama dirasakan mendesak. Gerakan-gerakan organisasi pelajar ini baru terlihat menggeliat pada tahun 50-an dengan berdirinya beberapa organisasi pelajar lain, seperti Ikatan Siswa Muballighin Nahdlatul Oelama (Iksimno) pada tahun 1952 di Semarang, Persatuan Pelajar Nahdlatul Oelama (Perpeno) di Kediri, Ikatan Pelajar Islam Nahdlatul Oelama (IPINO), Ikatan Pelajar Nahdlatul Oelama (IPNO) di Surakarta dan lain sebagainya.
Ikhtiar untuk terbentuknya organisasi pelajar NU pada level nasional terus dilaksanakan. Baru pada acara Konferensi Besar Ma’arif Nahdlatul Ulama seluruh Indonesia di Semarang, IPNU resmi diproklamasikan sebagai organisasi yang mewadahi pelajar Nahdlatul Ulama.
Proklamasi berdirinya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) itu tepatnya dilaksanakan pada 24 Februari 1954, bertepatan dengan 20 Jumadil Akhir 1373. Pendirian organisasi itu dipelopori para pelajar yang datang dari Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta seperti M Sofyan, Cholil Mustahal, Achmad Masjhub, dan A Gani Farida M Uda. Dalam konferensi tersebut di samping menyepakati berdirinya organisasi, juga ditetapkan Ketua Umum Pimpinan Pusat. Terpilih sebagai Ketua Umum adalah Muchamad Tholchah Mansur.
Setahun setelah berdirinya IPNU, tepatnya pada 2 Maret 1955, berdiri Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Sebagai wadah berhimpun pelajar putri NU. Sebab IPNU hanya beranggotakan pelajar putra. Proklamasi IPPNU itu dilaksanakan pada muktamar pertama IPNU di Surakarta.
LAHIRNYA IPNU CIREBON
KH Ibrahim Rozi, salah satu tokoh sepuh NU di Cirebon, beliau menceritakan bagaimana proses berdirinya IPNU Cirebon. Menurut sosok yang selalu ingin disebut Aktifis NU sampai mati itu menyebutkan, berdirinya IPNU di Cirebon tidak lepas dari sejarahnya yang berawal dari dihelatnya Muktamar (sekarang Kongres) III IPNU di Kota Udang, 27-31 Desember 1958. Tahun itu merupakan tahun bersejarah di Cirebon, bukan saja karena Muktamar III IPNU digelar di Cirebon, namun juga menjadi tempat bagi embrio berdirinya IPNU di Cirebon. Pak Ib sapaan Ibrahim Rozi bagi para kader IPNU, menceritakan, muktamar tersebut digelar di Gedung Bioskop, yang saat itu menjadi Pasar Balong Kota Cirebon, dan di Balai Tentara.
Dalam buku Kaum Muda dalam Lintas Sejarah “50 Tahun Pergulatan dan Kiprah IPNU dalam Mengabdi Ibu Pertiwi” yang ditulis Asrorun Ni’am Sholeh disebutkan pada 27 Desember 1958, pukul 20.00 WIB, bertempat di Gedung Paradise Theatre (Bioskop), pembukaan Muktamar IPNU III dilangsungkan. Paradise Theatre yang waktu itu merupakan gedung termegah di Cirebon tidak mampu menampung para pengunjung. Dalam buku tersebut juga dituliskan bahwa para tokoh yang tampak hadir antara lain Menteri Agama H Moh Ilyas Ruhiyat dari Tasikmalaya; KH Abdul Wahab Chasbullah; KH Bisri Syansuri, KH Syukri dan tokoh NU lainnya.
Dalam sejarah yang ditulis Husni Mubarok pengurus PC IPNU Tasikmalaya, melakukan penelitian proses pendirian PC IPNU Tasikmalaya yang dipelopori KH Ilyas Ruhiyat. Menjelaskan bahwa Cabang IPNU Cirebon berdiri keenam dari seluruh Cabang yang se-Indonesia. Disusul Cabang IPNU Tasikmalaya.
Muktamar (saat ini Kongres) kembali memilih Rekan Tolhah Manshur sebagai Ketua Umum PP IPNU. Tidak hanya itu, Ibrahim Rozi juga menjadi saksi sejarah bahwa dalam Muktamar ini betapa keinginan kuat mahasiswa untuk mendirikan organisasi kemahasiswaan di tubuh NU begitu tinggi. Sehingga muncul gagasan pembentukan departemen perguruan tinggi IPNU sebagai embrio PMII. “Di Muktamar Cirebon lah urusan kemahasiswaan tersalurkan lewat Departemen Perguruan Tinggi IPNU,” ungkap Pak Ib.
Kongres IPNU di Cirebon juga terjadi pada tahun 1981 pada masa kepengurusan Ketua Umum Tosari Wijaya yaitu Kongres IX IPNU. Kongres IX yang direncanakan berlangsung selama empat hari tersebut dilangsungkan pada hari Sabtu tanggal 20 Juni 1981 pukul 20.30 WIB di Asrama PHI Cirebon. Hadir dalam kongres ini antara lain Prof Dr KH Tolhah Manshur (Ketua Umum pertama IPNU) dan H Mahbub Djunaidi (Ketua Umum pertama PMII). Dari PBNU hadir KH Yunus Umar, Ny Hj Wachid Hasyim, dan Prof HM Said Budairi (pendiri IPNU sekaligus deklarator berdirinya PMII).
Dalam buku Kaum Muda dalam Lintas Sejarah, Asrorun Ni’am Sholeh saat ini menjadi Deputi II Kemenpora RI menuliskan, kongres ini menghasilkan berbagai keputusan penting. Sidang komisi A menyepakati perlunya sanksi bagi pelanggar PD/PRT dan anak NU yang tidak sekolah diperbolehkan aktif di IPNU dengan status anggota. Sementara Komisi B menyepakati konsep PP IPNU menyangkut pola program organisasi, penguatan pelatihan, dan pengesahan pedoman pengkaderan, serta pengukuhan hasil Lokakarya bidang Dakwah. Pada kongres ini terpilih Rekan Ahsin Zaidi sebagai Ketua Umum PP IPNU. Secara umum saat itu konstalasi politik memang sedang tidak kondusif bagi kehidupan organisasi kepemudaan. Pemerintah orde baru memandang dinamisasi kaum muda Indonesia, terutama dalam berorganisasi, disikapi sebagai ancaman terselubung bagi eksistensi kekuasaan.
Beberapa bulan lalu tercipta kembali sejarah IPNU di Cirebon, Hari Jumat sampai Senin tanggal 21-24 Desember 2018, dikejar Kongres IPNU akan kembali digelar di Cirebon, tepatnya di Pondok Pesantren KHAS Kempek. Ini merupakan sejarah baru bagi IPNU, khususnya IPNU Kabupaten Cirebon. Momen ini harus dimanfaatkan betul oleh kader-kader IPNU. Juga terpilih nya Rekan Aswandi sebagai Ketua Umum PP IPNU masa khidmat 2018-2021.
Setelah sukses menggelar Kongres di Cirebon, Pimpinan Cabang IPNU Kabupaten Cirebon menghelat konferensi cabang setiap dua tahun. Konferensi cabang merupakan ajang besar menyampaikan gagasan dan ide untuk kemajuan dan kemandirian IPNU Kabupaten Cirebon untuk dua tahun ke depan. Konfercab IPNU kabupaten Cirebon XVIII digelar di PCNU Kabupaten Cirebon pada 26-27 Januari 2019. Gagasan yang terus diperjuangkan yaitu harus sesuai harapan pendiri dan ketua pertama IPNU, KH Tholchah Mansoer yang mengatakan, Cita-cita IPNU adalah membentuk manusia berilmu yang dekat dengan masyarakat, bukan manusia calon kasta elite dalam masyarakat.
Selanjutnya PC IPNU Kabupaten Cirebon juga menggelar Konfercab XIX pada 28-29 Maret 202 yang bertempat di Aula PCNU. Saat itu terpilihlah Rekan Ahmad Yusuf sebagai ketua PC IPNU Kabupaten Cirebon Masa Khidmat 2021-2023.